Mantan Pemain Liverpool Ini Kritik Pernyataan Mohamed Salah
Mantan Pemain Liverpool Ini Kritik Pernyataan Mohamed Salah. Di tengah gejolak Liverpool yang sedang berjuang pertahankan gelar juara Premier League, pernyataan Mohamed Salah baru-baru ini jadi bom waktu. Setelah digantungkan di bangku cadangan untuk ketiga kalinya berturut-turut saat imbang 3-3 melawan Leeds United, Salah buka suara: merasa “dilempar di bawah bus” oleh klub dan tak punya hubungan lagi dengan pelatih Arne Slot. Ia bahkan sinyalkan laga kontra Brighton akhir pekan ini bisa jadi yang terakhirnya di Anfield. Pernyataan ini, yang disampaikan usai pertandingan di Elland Road, langsung memicu kritik pedas dari mantan gelandang Liverpool, Danny Murphy. Murphy, yang tampil 249 kali untuk The Reds pada 1997-2004, sebut sikap Salah egois dan bikin masalah bagi tim. Insiden ini terjadi saat Liverpool tertatih di posisi kedelapan klasemen, dengan hanya dua kemenangan dari 10 laga terakhir, menjelang AFCON yang bakal absenkan Salah mulai 15 Desember. INFO SLOT
Pernyataan Kontroversial Salah: Mantan Pemain Liverpool Ini Kritik Pernyataan Mohamed Salah
Salah tak segan ungkapkan kekecewaannya dalam wawancara pasca-pertandingan. “Saya sangat kecewa. Saya sudah beri begitu banyak untuk klub ini, terutama musim lalu,” katanya, merujuk pada gelar Premier League keduanya dan penghargaan pemain terbaik. Ia tuduh ada “seseorang di klub yang tak ingin saya di sini,” dan rasakan jadi kambing hitam atas start buruk tim. Hubungan dengan Slot, yang sempat harmonis, kini retak—Salah sebut tak ada komunikasi lagi sejak pertemuan Jumat lalu di pusat latihan Kirkby. Hanya bermain 45 menit di tiga laga terakhir, Salah cetak empat gol saja musim ini, satu di antaranya penalti, dan dikritik kurang kerja defensif. Pernyataan ini langsung viral, dorong spekulasi transfer ke Saudi Pro League, di mana minat kuat sudah lama. Bagi Salah, usia 33 tahun dan kontrak dua tahun baru per April lalu, ini jadi momen ujian loyalitas di akhir karir gemilangnya di Merseyside.
Kritik Tajam dari Danny Murphy: Mantan Pemain Liverpool Ini Kritik Pernyataan Mohamed Salah
Danny Murphy, mantan rekan setim legenda seperti Gerrard dan Owen, tak buang waktu respons. Di acara Match of the Day, ia sebut pernyataan Salah “membuat semuanya tentang dirinya sendiri,” yang justru ciptakan masalah bagi pelatih dan rekan tim. “Dengan begini, dia bikin tim bermasalah dan manajer kesulitan. Ini semua tentang dia,” ujar Murphy, sarankan Salah selesaikan isu secara pribadi lewat dialog langsung dengan manajemen. Murphy paham emosi Salah—ia sendiri pernah rasakan tekanan tinggi di Liverpool—tapi tegas: deklarasi publik kontraproduktif, apalagi saat tim butuh solidaritas. Ia ingatkan semua pemain harus berjuang untuk posisi, termasuk bintang seperti Salah yang kini hadapi sorotan tajam fans. Kritik ini sejalan dengan pandangan Murphy soal dinamika tim: fokus kolektif lebih penting daripada drama individu, terutama di tengah jadwal padat sebelum AFCON.
Dampak pada Tim dan Masa Depan Salah
Kritik Murphy tambah panas suasana di Liverpool, yang sudah tegang usai empat dari lima laga terakhir berakhir tanpa kemenangan penuh—dua kalah, dua imbang. Slot, yang gantikan Klopp musim panas lalu, hadapi ujian awal: pertahankan harmoni skuad saat pertahanan gelar terancam. Pernyataan Salah bisa ganggu persiapan laga Liga Champions kontra Inter Milan Selasa nanti, plus picu rumor transfer yang ganggu konsentrasi. Bagi Salah, absen hingga akhir Januari untuk AFCON beri waktu renungkan masa depan—Liverpool terbuka pikirkan opsi jual, meski kontraknya kuat. Murphy yakin Salah bakal selesaikan ini dan main lagi, mungkin dengan perpisahan layaknya legenda. Tapi, jika tegang berlanjut, akhir musim bisa jadi titik akhir era emasnya di Anfield, di mana ia cetak lebih dari 200 gol sejak 2017.
Kesimpulan
Pernyataan Mohamed Salah soal “dilempar di bawah bus” dan kritik balasan dari Danny Murphy jadi sorotan panas di Liverpool yang sedang goyah. Ini ingatkan betapa rapuhnya keseimbangan antara bintang individu dan semangat tim, terutama saat juara bertahan tertatih. Murphy, dengan pengalaman internalnya, beri perspektif berharga: prioritas kolektif di atas emosi pribadi. Bagi Salah, ini peluang bangkit atau pamit dengan hormat, sementara Slot harus jaga skuad tetap solid. Di akhir pekan yang penuh gejolak, cerita ini tunjukkan Liverpool butuh lebih dari talenta—ia butuh persatuan. Dengan AFCON di depan, harapan fans: konflik ini jadi katalisator bangkit, bukan pemicu keretakan lebih dalam.



Post Comment