Persamaan Jose Mourinho Hingga Amorim, Sama-sama Maksa

Persamaan Jose Mourinho Hingga Amorim, Sama-sama Maksa. Dunia sepak bola Inggris kembali riuh dengan diskusi panas soal pelatih yang teguh pada prinsip, meski angin kencang datang dari hasil buruk. Ruben Amorim, pengganti Erik ten Hag di Manchester United sejak November 2024, kini jadi pusat perdebatan karena catatan minim: hanya delapan kemenangan dari 31 laga Premier League hingga September 2025. Kekalahan telak 3-0 dari Manchester City pekan lalu memicu tuntutan perubahan taktik, tapi Amorim tetap ngotot, bilang ia takkan ubah filosofinya—kalau tak suka, ganti orangnya aja. Ini mirip banget dengan Jose Mourinho, mantan bos United yang dikenal pragmatis tapi kadang kaku saat adaptasi. Keduanya, dua pelatih asal Portugal, punya kesamaan: memaksakan visi mereka ke skuad, meski kadang bikin tim mandek. Mourinho, yang baru dipecat Fenerbahce, bahkan pernah bilang pelatih yang “mati demi ide” itu bodoh—tapi ironisnya, Amorim terapkan hal serupa. Di tengah United yang terpuruk di peringkat 15, cerita ini jadi pengingat: teguh pada prinsip bisa bikin legenda, tapi juga jebakan. Apalagi dengan Mourinho dikabarkan dekat Benfica, perbandingan ini makin relevan. Bisa jadi, “maksa” ini kunci sukses atau resep bencana. BERITA BOLA

Siapakah Itu Pelatih Jose Mourinho dan Amorim: Persamaan Jose Mourinho Hingga Amorim, Sama-sama Maksa

Jose Mourinho, lahir 26 Januari 1963 di Setubal, Portugal, adalah ikon sepak bola modern yang karirnya penuh trofi dan drama. Mulai dari asisten di Porto, ia meledak 2002-2004 dengan bawa klub itu juara UEFA Cup dan Liga Champions, kalahkan tim raksasa seperti Manchester United di final. Lalu, Chelsea (2004-2007, 2013-2015) dapat tiga Premier League, Inter Milan (2008-2010) treble termasuk Liga Champions, Real Madrid (2010-2013) satu Copa del Rey, dan United (2016-2018) juara Europa League plus runner-up liga. Total, dua Liga Champions, tiga Premier League, dua Serie A, satu La Liga—tapi era akhirnya penuh PHK: Tottenham 2021, Roma 2024, Fenerbahce 2025. Gaya Mourinho? Pragmatis, fokus pertahanan solid, counter cepat, dan mental baja. Ia bangun “siege mentality” di tim, tapi sering kritik karena parkir bus.

Ruben Amorim, lahir 27 Januari 1985 di Lisbon, lebih muda dan segar. Bek Sporting CP yang pensiun 2017, ia langsung ambil kursus pelatih di University of Lisbon, termasuk magang seminggu di Carrington bareng Mourinho 2018. Itu bentuk hubungan guru-murid: Amorim sebut Mourinho role model, karena analisis lawan tajam dan adaptasi untuk menang. Karier Amorim: debut Casa Pia 2018 (Liga 3), Braga B 2019, lalu Sporting CP 2020. Di Sporting, ia bawa gelar Primeira Liga 2020-2021 (pertama sejak 2002) dan lagi 2023-2024, plus dua Piala Portugal. Rekornya impresif: 83% laga pakai 3-4-3, ciptakan talenta seperti Pedro Porro dan Goncalo Inacio. November 2024, United bayar 10 juta euro klausul rilisnya, ganti Ten Hag. Di Old Trafford, start lambat: kalah dari tim kecil seperti Grimsby di Carabao Cup, tapi ia bangun fondasi muda. Keduanya Portugal, keduanya sukses di level domestik sebelum Eropa, dan Amorim akui pengaruh Mourinho dalam komunikasi jelas dan etos kerja.

Apa yang Dimaksud Dalam Filosofi yang Dipaksa: Persamaan Jose Mourinho Hingga Amorim, Sama-sama Maksa

Filosofi yang dipaksa di sini maksudnya teguh mati-matian pada sistem taktik, meski bukti lapangan bilang lain—mirip dua sisi koin sukses dan kegagalan. Mourinho, meski pragmatis, sering paksa timnya main defensif ketat, seperti Inter 2010 lawan Barcelona: parkir bus total, tapi menang Liga Champions. Di United 2016-2018, ia paksa skuad adaptasi counter, hasilnya Europa League, tapi kritik banjir karena minim gol. Ia bilang, “Tim good guys tak pernah menang,” maksudnya butuh sikap keras, tapi kadang ini bikin pemain frustrasi—seperti di Chelsea kedua, di mana Hazard dan tim merasa terkekang. Mourinho adaptasi per lawan, tapi core-nya: pertahanan dulu, menang lewat kesalahan lawan.

Amorim lebih struktural: 3-4-3 dengan overload flank, wing-back maju, pressing tinggi, dan build-up vertikal pakai third-man principle. Di Sporting, ini bikin 83% laga dominan, tapi di United, ia paksa skuad ini meski pemain tak cocok—seperti Fernandes lebih suka passing panjang daripada build-up lambat. Pasca kalah 3-0 dari City September 2025, ia bilang, “Saya tak ganti filosofi. Kalau tak suka, ganti orangnya.” Ini echo Mourinho yang kritik “poets” (pelatih idealis) tapi ironisnya, Amorim sendiri “mati demi ide” 3-4-3. Hasil? United kalah 16 dari 31 laga, overload flank gagal lawan man-marking ketat seperti Grimsby. Paksaan ini bikin tim kompak jangka panjang, tapi singkatnya bikin mandek—seperti United kini kesulitan ciptakan peluang, sementara pertahanan bolong karena backline tinggi.

Selain Itu, Apa Lagi Persamaan Mereka Berdua

Selain paksa filosofi, Mourinho dan Amorim punya banyak kesamaan yang bikin mereka ikon Portugal. Pertama, magang Amorim di bawah Mourinho 2018: seminggu di Carrington, diskusi taktik, Mourinho bagi cerita Porto-nya. Amorim sebut ini bentuk mentorship, mirip bagaimana Mourinho belajar dari Van Gaal di Barcelona. Keduanya pragmatis dasar: Mourinho adaptasi per lawan, Amorim campur positional play ala Guardiola tapi fokus menang, bukan possession buta.

Kedua, etos kerja dan komunikasi: Keduanya bangun tim pejuang. Mourinho minta “sweat your shirt,” Amorim dorong fight di setiap duel—lihat Sporting juara dengan margin besar. Komunikasi mereka jelas: Mourinho lewat team talk emosional, Amorim via pesan sederhana yang mudah dicerna pemain muda. Ketiga, sukses awal domestik sebelum Eropa: Mourinho Porto double 2003-2004, Amorim Sporting liga 2021. Keduanya dorong talenta: Mourinho angkat Drogba di Chelsea, Amorim latih Inacio dan Diomande di Sporting.

Keempat, mental baja dan siege mentality: Mourinho ciptakan “kami vs dunia,” Amorim lakukan sama di United, bilang tekanan normal saat bangun ulang. Terakhir, karisma dan kontroversi: Keduanya karismatik, Mourinho dengan “special one,” Amorim dengan touchline passion—tapi juga kritik, seperti Mourinho di Roma atau Amorim di United soal hasil. Persamaan ini bikin Amorim disebut “Mourinho 2.0,” meski Amorim lebih modern dengan pressing tinggi.

Kesimpulan: Persamaan Jose Mourinho Hingga Amorim, Sama-sama Maksa

Jose Mourinho dan Ruben Amorim, dua putra Portugal, tunjukkan sepak bola itu soal teguh tapi fleksibel. Persamaan mereka—paksa filosofi, mentorship, etos kerja, dan mental juang—bikin cerita menarik, tapi juga pelajaran: di United, paksaan Amorim bikin tim mandek, mirip fase akhir Mourinho di klub besar. Mourinho kritik pelatih “mati demi ide,” tapi Amorim terapkan hal sama, hasilnya delapan kemenangan dari 31 laga. Mungkin, kunci sukses adalah adaptasi pintar, bukan ngotot buta. Bagi United, ini ujian: beri waktu Amorim bangun seperti Mourinho di Porto, atau ulangi siklus PHK? Dua pelatih ini bukti, “maksa” bisa lahirkan legenda, asal pasien dan hasil ikut. Di tengah rumor Mourinho ke Benfica, perbandingan ini tambah seru—siapa tahu, Portugal lagi bikin revolusi pelatih.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment