Hasil Akhir Pertandingan Lazio vs Milan

hasil-akhir-pertandingan-lazio-vs-milan

Hasil Akhir Pertandingan Lazio vs Milan. Malam dingin di Stadio Olimpico berakhir dengan sorak kegembiraan bagi Lazio, yang berhasil mengirim AC Milan pulang dengan tangan kosong di babak 16 besar Coppa Italia. Hasil akhir 1-0 untuk tuan rumah lahir dari gol sundulan Mattia Zaccagni di menit ke-80, membalikkan kekalahan tipis mereka dari laga Serie A lima hari sebelumnya. Milan, pemimpin klasemen di bawah Massimiliano Allegri, mendominasi penguasaan bola hingga 58 persen dan melepaskan sembilan tembakan, tapi hanya dua yang tepat sasaran—cerminan dari ketidakmampuan mereka menembus pertahanan Lazio yang solid. Maurizio Sarri, meski skuadnya diganggu cedera, memanfaatkan bola mati dengan sempurna untuk membawa timnya ke perempat final. Ini kemenangan balas dendam yang manis, tapi juga pengingat bagi Milan bahwa detail kecil bisa merusak ambisi besar di kompetisi ganda. INFO SLOT

Jalannya Pertandingan yang Ketat: Hasil Akhir Pertandingan Lazio vs Milan

Laga dimulai dengan tempo lambat, di mana kedua tim saling jaga jarak di lini tengah. Lazio, dengan starting eleven rotasi karena absennya Ciro Immobile dan beberapa bek utama, mengandalkan disiplin bertahan untuk menahan gelombang serangan Milan. Babak pertama berakhir tanpa gol, dengan peluang terbaik datang dari tendangan jarak jauh Toma Basic yang memaksa Mike Maignan melakukan penyelamatan gemilang di menit ke-35. Milan tampil lebih percaya diri setelah istirahat, dengan Rafael Leao dua kali melewati bek kanan Lazio tapi gagal menyelesaikan umpan silangnya. Penguasaan bola Milan mencapai puncak 62 persen di menit ke-60, tapi transisi cepat Lazio sering kali mematahkan ritme mereka. Hingga menit ke-80, pertandingan terasa seperti uji kesabaran, dengan xG Milan 0.83 kontras Lazio 0.66—angka yang menjanjikan tapi tak terwujud. Ini laga khas Coppa Italia: minim peluang, tapi penuh intensitas fisik.

Gol Penentu Zaccagni dari Bola Mati: Hasil Akhir Pertandingan Lazio vs Milan

Momen penentu lahir dari sepak pojok yang dieksekusi Nuno Tavares di menit ke-80. Mattia Zaccagni, kapten Lazio malam itu, menyelinap di antara dua bek Milan untuk menyundul bola ke pojok dekat, meninggalkan Maignan tak berdaya. Itu gol pertama Zaccagni di Coppa Italia musim ini, lahir dari marking longgar lini belakang Milan yang dipimpin Fikayo Tomori. Sebelumnya, Zaccagni sudah merepotkan pertahanan lawan dengan dua dribel sukses dan satu key pass, tapi sundulannya jadi pukulan telak. Milan langsung menekan balik, dengan Christian Pulisic nyaris menyamakan kedudukan di injury time lewat tembakan melengkung yang dibuang Christos Mandas. Gol ini bukan kebetulan; Lazio unggul dalam duel udara sepanjang laga, memenangkan 55 persen dari 12 sepak pojok mereka. Bagi Sarri, ini bukti strategi bola mati yang sudah diasah sejak pramusim—senjata rahasia yang sering luput dari perhatian tapi mematikan di laga ketat.

Performa Pemain Kunci di Kedua Sisi

Di kubu Lazio, Zaccagni (8.5) meraih gelar Pemain Terbaik Pertandingan dengan dampak total: satu gol, tiga key pass, dan 70 persen duel dimenangkan. Gustav Isaksen di sayap kanan tak kalah impresif, melepaskan tiga crossing akurat dan memenangkan 65 persen satu lawan satu, sementara Toma Basic mengontrol lini tengah dengan 88 persen akurasi passing dan enam tackling sukses. Mandas di gawang hanya minim kerja tapi krusial, melakukan dua penyelamatan di menit-menit akhir. Sisi Milan, Maignan (7.5) jadi pahlawan dengan empat save, termasuk satu dari volley Basic, tapi lini belakang seperti Koni de Winter (5) rapuh, kalah duel udara krusial. Leao (6) dan Pulisic (6.5) menawarkan ancaman, tapi Adrien Rabiot di tengah kurang visi, hanya satu key pass dari 85 persen passing akurat. Allegri rotasi skuad dengan memasukkan Christopher Nkunku di menit ke-60, tapi dampaknya minim—tim terlihat lelah setelah jadwal padat Serie A.

Dampak bagi Posisi di Kompetisi

Kemenangan ini jadi obat mujarab bagi Lazio, yang kini lolos ke perempat final Coppa Italia untuk kesekian kalinya—rekor 15 kali berturut-turut melewati babak 16 besar, sebanding dengan Juventus. Di Serie A, hasil ini tak langsung memengaruhi posisi mereka di papan tengah, tapi moral boost ini krusial menjelang laga lawan Napoli akhir pekan. Bagi Milan, eliminasi dini ini jadi hantaman; sebagai pemimpin klasemen Serie A dengan 13 kemenangan dari 13 laga, mereka kini fokus penuh ke liga domestik dan Liga Champions. Allegri sebut tim “harus marah tapi tak depresi,” menyoroti kelemahan efisiensi depan yang xG-nya tak tergantikan. Secara historis, Milan punya rekor unggul 36-14 atas Lazio, tapi kekalahan ini ingatkan bahwa Coppa Italia sering jadi ajang kejutan bagi tim seperti Sarri yang ahli rotasi.

Kesimpulan

Hasil akhir 1-0 ini jadi malam magis bagi Lazio, yang membuktikan kedalaman skuad meski cedera menumpuk, sementara Milan pulang dengan pelajaran keras soal ketajaman. Zaccagni dan kawan-kawan rayakan balas dendam atas kekalahan Serie A, melaju ke perempat final dengan semangat baru. Allegri punya waktu hingga akhir pekan untuk perbaiki lini depan yang mandul, agar ambisi gelar Serie A tak terganggu. Bagi penggemar, laga ini tunjukkan esensi sepak bola Italia: strategi, disiplin, dan momen krusial. Musim 2025-26 masih panjang; Lazio siap tantang siapa pun di Coppa, sementara Milan janji bangkit lebih kuat. Ini bukan akhir, tapi awal dari narasi kompetitif yang menjanjikan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment