Apakah AC Milan Dapat Bersaing di 4 Besar?
Apakah AC Milan Dapat Bersaing di 4 Besar? Pada awal November 2025, AC Milan duduk nyaman di posisi ketiga klasemen Serie A dengan 22 poin dari 12 laga, hanya terpaut dua poin dari pemuncak Inter Milan. Musim 2025/26 ini dimulai dengan harapan tinggi di bawah pelatih Paulo Fonseca, tapi pertanyaan besar tetap menggantung: bisakah Rossoneri bersaing konsisten untuk finis di empat besar, tiket wajib ke Liga Champions? Dengan start yang solid tapi diwarnai hasil inkonsisten, seperti kekalahan tipis dari Napoli, analisis menunjukkan peluang 82 persen menurut proyeksi ahli. Saat kompetisi memasuki fase krusial, Milan harus atasi tekanan dari rival seperti Roma dan Juventus untuk bukti nyata ambisi mereka. BERITA BOLA
Start Musim yang Menjanjikan tapi Penuh Ujian: Apakah AC Milan Dapat Bersaing di 4 Besar?
AC Milan memulai kampanye 2025/26 dengan langkah mantap, meraih tujuh kemenangan dari 12 pertandingan awal—termasuk kemenangan derby atas Inter pada September yang langsung jadi sorotan. Di matchday 11, kemenangan 2-1 atas Parma menjaga momentum, di mana Rafael Leao cetak gol krusial dari umpan Christian Pulisic. Statistik menunjukkan skuad Fonseca ciptakan peluang besar terbanyak kedua di liga, dengan 15 big chances, tapi konversi gol masih jadi PR: hanya 65 persen, di bawah rata-rata kompetitor.
Ujian datang cepat. Kekalahan 0-1 dari Napoli di awal Oktober picu kritik atas lini belakang yang kebobolan 14 gol, terutama dari serangan balik cepat. Namun, pulih cepat dengan tiga kemenangan beruntun, termasuk 3-0 atas Bologna, tunjukkan ketahanan. Saat ini, Milan unggul selisih gol +8, tapi jadwal padat—termasuk laga tandang ke Juventus akhir bulan—bisa jadi penentu. Jika pertahankan ritme ini, empat besar bukan mimpi; tapi satu slip-up lagi, dan tim seperti Atalanta yang naik daun bisa ambil alih.
Kekuatan Skuad yang Siap Tempur: Apakah AC Milan Dapat Bersaing di 4 Besar?
Inti kekuatan Milan ada di lini serang yang berapi-api. Rafael Leao dan Christian Pulisic jadi duet mematikan, masing-masing catat empat gol dan assist di liga, dengan Leao pimpin dribel sukses 70 persen. Di tengah, Tijjani Reijnders tambah kreativitas dengan umpan kunci rata-rata 2,5 per laga, sementara Theo Hernandez tetap jadi andalan di bek kiri dengan kontribusi defensif dan ofensif. Mike Maignan di gawang selamatkan 78 persen tembakan, bikin Milan punya fondasi solid di bawah.
Transfer musim panas, seperti kedatangan gelandang Scott McTominay dari rival Inggris, beri kedalaman skuad—ia sudah cetak dua gol dari enam laga. Fonseca puji adaptasi cepat, katakan “kami punya keseimbangan yang dibutuhkan untuk bersaing”. Namun, cedera ringan Olivier Giroud picu rotasi di depan, di mana Tammy Abraham ambil peran dengan tiga gol. Secara keseluruhan, skuad ini lebih matang dari musim lalu, dengan rata-rata usia 26 tahun yang campur pengalaman dan energi muda. Jika Fonseca kelola rotasi bijak di tengah jadwal Eropa, ini bisa jadi senjata utama untuk top four.
Tantangan Internal dan Strategi Jangka Panjang
Meski cerah, Milan hadapi rintangan nyata. Lini tengah rentan kelelahan, terlihat dari dua laga di mana mereka kalah penguasaan bola 55 persen, bikin serangan balik lawan efektif. Fonseca akui perlunya tambahan gelandang bertahan di Januari, mungkin target seperti Zeki Celik atau nama lokal, untuk perkuat transisi. Finansial klub yang stabil pasca-penjualan aset tahun lalu beri ruang manuver, tapi prioritas tetap pertahankan Leao yang kontraknya habis 2027—ia kunci untuk tarik sponsor dan talenta baru.
Strategi Fonseca fokus pressing tinggi dan possession 58 persen, gaya yang cocok stadion San Siro penuh 75 ribu penonton seperti laga kontra Roma November lalu. Proyeksi Opta beri Milan 75 persen chance finis top empat, tapi itu bergantung konsistensi: hindari kekalahan konyol seperti 1-1 lawan Lecce. Di luar lapangan, dukungan fans tetap kuat, dengan kehadiran rata-rata 60 ribu per laga. Jika atasi ini, Milan tak hanya bersaing, tapi bisa incar gelar—seperti prediksi power ranking yang sebut mereka balik ke Liga Champions dengan gaya.
Kesimpulan
AC Milan punya semua alat untuk bersaing di empat besar Serie A 2025/26: start solid, skuad berbakat, dan pelatih visioner. Posisi ketiga saat ini bukan kebetulan, tapi hasil kerja keras yang harus dipertahankan di tengah ujian jadwal dan cedera. Dengan peluang 82 persen menurut analisis terkini, Rossoneri tak boleh lengah—satu langkah salah, dan rival siap ambil posisi. Bagi Fonseca dan tim, ini saatnya bukti: bukan cuma finis aman, tapi bangun dinasti baru. Penggemar boleh optimis; Milan siap tempur, dan akhir musim bisa jadi pesta di San Siro jika semuanya klik. Empat besar? Lebih dari mungkin—itu target yang harus diraih.



Post Comment