PSG Masih Mencari Identitas Tanpa Mbappé di Skuad

psg-masih-mencari-identitas-tanpa-mbappe-di-skuad

PSG Masih Mencari Identitas Tanpa Mbappé di Skuad. Tim sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) menghadapi tantangan besar di musim 2024/2025 setelah kepergian bintang mereka, Kylian Mbappé, ke Real Madrid. Kehilangan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub ini memaksa PSG untuk mencari identitas baru di bawah pelatih Luis Enrique. Dengan fokus pada kolektivitas, talenta muda, dan perekrutan strategis seperti João Neves, PSG berusaha tetap dominan di Ligue 1 dan kompetitif di Liga Champions. Namun, performa yang naik-turun menunjukkan bahwa proses menemukan keseimbangan tanpa Mbappé tidaklah mudah. Artikel ini akan mengulas upaya PSG membangun identitas baru, performa musim ini, dampak kepergian Mbappé, respons penggemar, dan prospek masa depan.

Kehilangan Mbappé dan Tantangan Identitas

Kylian Mbappé, yang mencetak 256 gol dalam 308 laga untuk PSG, adalah jantungan serangan tim selama tujuh tahun. Kepergiannya meninggalkan lubang besar di lini depan, baik dari segi gol maupun karisma. Luis Enrique berusaha mengalihkan fokus dari ketergantungan pada individu ke permainan kolektif, dengan formasi 4-3-3 yang menekankan penguasaan bola (rata-rata 62%) dan pressing agresif. Namun, tanpa Mbappé, PSG kehilangan daya dobrak di laga-laga besar. Perekrutan João Neves (€70 juta dari Benfica) dan Ousmane Dembélé sebagai ujung tombak baru belum sepenuhnya mengisi kekosongan, dengan Dembélé hanya mencetak 8 gol dalam 25 laga. Akademi PSG, yang menghasilkan talenta seperti Warren Zaïre-Emery, menjadi harapan, tetapi butuh waktu untuk matang.

Performa di Musim 2024/2025

PSG tetap mendominasi Ligue 1, memuncaki klasemen dengan 27 kemenangan dari 34 laga, mencetak 81 gol, dan kebobolan 28 gol. Namun, performa mereka menunjukkan inkonsistensi, dengan hasil imbang melawan tim papan tengah seperti Nice (1-1) dan kekalahan dari Monaco (2-0). Di Liga Champions, PSG mencapai final, mengalahkan Inter Milan 5-0, sebuah pencapaian besar yang menunjukkan potensi mereka. Gonçalo Ramos dan Randal Kolo Muani, yang diharapkan menggantikan peran Mbappé, masing-masing mencetak 12 dan 10 gol, tetapi kurang konsisten di momen krusial. Zaïre-Emery dan Vitinha mengesankan di lini tengah, dengan rata-rata 90% akurasi umpan, tetapi lini depan masih bergantung pada improvisasi individu ketimbang pola serangan yang terstruktur.

Dampak pada Gaya Bermain dan Kompetisi

Kepergian Mbappé memaksa PSG untuk mengubah gaya bermain dari serangan balik cepat menjadi permainan yang lebih terkontrol. Luis Enrique menekankan build-up play dari belakang, dengan Achraf Hakimi dan Nuno Mendes memberikan lebar di sisi sayap. Namun, tanpa kecepatan dan insting gol Mbappé, PSG kesulitan menembus pertahanan rapat. Di Ligue 1, mereka tetap unggul atas Marseille dan Monaco, tetapi kesenjangan dengan tim papan atas Eropa seperti Manchester City terlihat di laga uji coba, di mana PSG kalah 3-1. Keberhasilan di Liga Champions menunjukkan potensi, tetapi inkonsistensi domestik menimbulkan pertanyaan tentang kedalaman skuad dan kemampuan Enrique menyesuaikan taktik tanpa bintang utama.

Respons Penggemar dan Media: PSG Masih Mencari Identitas Tanpa Mbappé di Skuad

Penggemar PSG menunjukkan perasaan campur aduk. Di Parc des Princes, kehadiran rata-rata 46.000 penonton per laga mencerminkan dukungan kuat, tetapi media sosial dipenuhi kritik atas performa lini depan yang “kurang tajam.” Media Prancis seperti L’Équipe memuji Enrique atas kemenangan di Liga Champions, tetapi menyoroti kegagalan menciptakan identitas serangan yang jelas. Media internasional seperti Sky Sports mencatat bahwa PSG masih bergantung pada Neymar dan Dembélé untuk momen magis, yang tidak selalu konsisten. Penggemar juga optimistis dengan Zaïre-Emery, yang disebut “mutiara akademi,” tetapi ada kekhawatiran tentang masa depan Neymar, yang kontraknya berakhir pada 2026. Keberhasilan finansial klub, dengan pendapatan sponsor £600 juta, membantu menutup kerugian dari transfer Mbappé.

Prospek Masa Depan: PSG Masih Mencari Identitas Tanpa Mbappé di Skuad

Dengan Enrique berkomitmen hingga 2027, PSG memiliki waktu untuk membangun identitas baru. Perekrutan seperti Désiré Doué dan potensi kedatangan striker seperti Victor Osimhen pada 2026 akan memperkuat lini depan. Akademi PSG, dengan talenta seperti Zaïre-Emery dan Ethan Mbappé, menjadi kunci jangka panjang. Tantangan utama adalah menciptakan pola serangan yang konsisten dan mengelola tekanan di laga besar Eropa. Di Piala Dunia Antarklub 2025, PSG diunggulkan setelah performa kuat di Liga Champions, tetapi mereka harus menghadapi tim seperti Bayern Munich dan Flamengo. Dengan keuangan yang stabil dan fokus pada talenta muda, PSG berada di jalur untuk tetap kompetitif, meski butuh waktu untuk sepenuhnya move on dari era Mbappé.

Kesimpulan: PSG Masih Mencari Identitas Tanpa Mbappé di Skuad

PSG masih mencari identitas baru tanpa Kylian Mbappé, dengan Luis Enrique berusaha membangun tim yang lebih kolektif. Dominasi di Ligue 1 dan kemenangan di Liga Champions menunjukkan potensi, tetapi inkonsistensi di laga domestik mengungkap tantangan. Performa pemain seperti João Neves dan Warren Zaïre-Emery memberikan harapan, sementara dukungan penggemar dan media mencerminkan ekspektasi tinggi. Dengan strategi jangka panjang dan investasi pada akademi, PSG memiliki fondasi untuk membangun era baru, tetapi keberhasilan di masa depan akan bergantung pada kemampuan Enrique menciptakan harmoni di lini depan dan mempertahankan daya saing di Eropa.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment